Emisi Incinerator yang Mengganggu


Hati-hati dalam memilih incinerator, barangkali hal demikian harus dipahami oleh setiap calon pengguna incinerator. Salah memilih incinerator, tidak hanya merugikan bagi pengguna tetapi juga setiap orang yang tinggal di sekitar penggunaan incinerator tersebut. Pastikan incinerator anda mendapat uji emisi untuk memastikan bahwa emisi (asap) dari incinerator tidak mengganggu. Begitu juga dengan tinggi cerobong harus lebih tinggi dari bangunan tempat manusia beraktivitas. 
Incinerator yang kami buat selalu dipastikan menghasilkan emisi yang minimal. Hampir semua incinerator yang kami produksi mempunyai bentuk fisika asap ( emisi )  seperti efek fatamorgana ( seperti uap air).
Sebagai informasi, saya bagikan informasi berikut ini  yang saya kutip dari Denpasar Post.
-----
Polusi ”Incinerator” Rumah Sakit Kembali Dikeluhkan Warga
Warga di dua blok di Lingkungan Candi Baru Kaja Kauh, Kelurahan Gianyar kembali mengeluhkan polusi incinerator (mesin pembakaran limbah padat) dari Rumah Sakit Sanjiwani. Bahkan incinerator mengganggu kenyamanan warga karena asapnya menuju perumahan warga tersebut.
Salah seorang warga di Lingkungan Candi Baru, AA Gde Maha Putra, menyebutkan, warga merasa tidak nyaman lantaran semburan asap dan arang dari cerobong incinerator itu sudah lama. Bahkan sejak awal pembangunan, warga sudah mempermasalahkan posisi mesin yang berdampingan dengan pemukiman itu. “Gangguannya sangat dirasakan oleh warga di dua blok. Yakni di Jalan Manggis I dan Jalan Manggis 2,” terang Maha Putra.
Sebelumnya, tahun lalu, warga juga sudah menyampaikan keluhannya langsung ke pihak rumah sakit. Saat itu mereka bertemu dengan seorang wakil direktur rumah sakit. Namun, oleh pejabat itu mereka diarahkan untuk berkeluh kesah ke Bupati. Tidak ingin masalah itu menjadi lebar, warga pun enggan menindaklanjuti dan hanya meminta pihak rumah sakit untuk memindahkan posisi mesin.
Dari keluhan yang telah disampaikan warga, akhirnya pihak rumah sakit mengubah jadwal operasi incinerator tersebut dari pagi hari menjadi siang hari. “Meski jadwal pembakarannya diubah, kami tetap terganggu oleh asap hitam dan kerak pembakaran yang beterbangan itu. Apalagi cerobong asapnya sangat kecil dan pendek,” ujar Gung Maha.
Tidak hanya warga, pemilik kantin juga mengeluhkan kondisi itu. Terlebih kepulan kerak arang dan asap pembakaran masuk ke kantin. Akibatnya, banyak pelanggan yang merasa terganggu dan mengurungkan niatnya untuk belanja. “Arangnya beterbanghan Pak. Bila ada pelanggan beli kopi atau susu sambil ngobrol, dalam beberapa menit sudah kemasukan arang abu. Seperti hujan abu gitu,” terang Ibu Cok, salah seorang pemilik kantin.
Sementara Humas RSUD Sanjiwani Gianyar, I Gde Yudiarta, menyebutkan, saat ini pihaknya belum menerima keluhan secara langsung dari pihak warga. Terkait incinerator, diakuinya ada keluhan dari warga. Namun, belum ada warga yang bersurat secara resmi.
-------